Angka Keberuntungan dan Angka Sial
Beberapa nomor cantik kendaraan dan tombol lift yang tidak ada nomor 4,13 dan 14
Belum lama berselang seorang rekan saya uring-uringan setelah kembali dari kantor Samsat untuk membayar pajak kendaraan. Dia membeli sebuah mobil second-hand dari sebuah showroom beberapa bulan yang lalu. Pada waktu dia akan membayar pajak itu, ternyata dia dikenai beaya hampir dua kali dari tarif pajak yang normal. Alasannya, karena nomor pelat kendaraannya adalah ‘nomor cantik’ yang mengandung unsur angka delapan. Pemilik mobil yang lama memang membeli nomor keberuntungan itu pada waktu pertama kali mendaftarkan mobilnya. Saya tidak tahu apakah praktek semacam ini dibenarkan ( legal ) dan saya belum sempat bertanya lagi kepada rekan saya itu apakah protesnya dikabulkan.
Meskipun sering disebut sebagai tahayul ( superstition ) urusan angka keberuntungan dan angka sial ini tidak main-main. Dia bisa menentukan perputaran roda bisnis dari segala sektor dan memegang kendali mati hidupnya suatu usaha.
Kita lihat dahulu angka keberuntungan 8 (delapan) dan 9 (sembilan). Kepercayaan ini bermula dari aksara 8 dan 9 dari bahasa Mandarin, Jepang atau Korea.
Pelafalan angka 8 (bā) yang senada dengan fā (yang bermakna kemakmuran) membuat mereka betul-betul yakin akan nasib baik yang akan menyertainya.Demikian pula pelafalan 9 (jiǔ) yang juga bermakna ‘abadi’ (longlasting) memberikan aura yang sangat positif untuk mereka.
Saya teringat akan berita yang marak pada tanggal 9 September 2009 yang lalu. Begitu banyak orang yang ingin melangsungkan peresmian pernikahannya, meresmikan pembukaan usahanya, bahkan melahirkan bayinya pada hari itu. Hari itu dokter kandungan dan bidan mendapat kesibukan ekstra karena ‘ditodong’ untuk mempercepat hadirnya sang bayi, kalau perlu dengan operasi caesar. Demi mengejar angka keramat 9/9/09.
Demikian juga kita masih ingat setahun yang lalu pada upacara pembukaan Pesta Olimpiade XXIX di Beijing yang dicanangkan persis pada 08/08/08 jam 8:08:08.Dan memang terbukti penyelenggaraannya sukses dan mendapat banyak pujian.
Ada juga berita kecil baru-baru ini mengenai seorang ‘bos’ dan lima orang centengnya yang dihukum pengadilan di Beijing karena tindakan penganiayaan. Mereka berjaga-jaga didepan pintu ruangan pembuatan pelat nomor yang sedang mencetak nomor polisi ‘8888′ dengan pisau dan pentungan. Beberapa orang yang coba-coba mendekat kena tusukan dan pentungan tukang pukul itu. Alhasil harga pelat nomor jadi bertambah mahal, karena selain kena hukuman kurungan, mereka harus membayar ganti rugi sebesar 8000 dollar kepada para korbannya.
Kalau angka 8 dan 9 adalah lucky numbers maka kebalikannya angka 4 adalah angka sial. Sama juga seperti pada angka 8 dan 9, angka 4 (sì) mempunyai homonim (kesamaan suara) dengan sǐ yang berarti ‘kematian’. Oleh karenanya angka 4 beserta turunannya sekalian ( 14,24,34… dst) menjadi tabu untuk dipakai dalam segala urusan.
Didalam lift hotel, apartemen, rumah sakit di banyak negara-negara Asia kita tidak akan menemukan lantai 4, 14 (kalau ada tingkat 14 nya), di meja resepsi pernikahan atau pesta lainnya tidak pernah terpasang ‘nomor meja’ 4, 14, 24 dan seterusnya.
Bahkan di negara Asia yang pernah mendapat pengaruh dari Barat, seperti Singapore atau Shanghai tombol lift 4, 13, 14 dihapuskan sekalian. Ya memang, untuk dunia Barat angka 13 pun adalah simbol kesialan dan nasib buruk.
Saya pernah mengunjungi sebuah real estate untuk mencari informasi mengenai perumahan yang ada disitu. Dan ternyata nomor kaveling denah yang dipaparkan oleh pihak pemasaran disitu tidak ada yang bernomor 4, 14, 24 bahkan 41, 42, 43 dan seterusnya. Alasannya ? Harga rumah disitu bisa ‘jatuh’ gara-gara ’si empat’ ini.
Bicara soal angka dan berkat yang mengikutinya saya jadi terpikir pada angka keramat Proklamasi Kemerdekaan kita. Dengan sedikit gatok-gatok saya merumuskan 17-8-45 dengan ( 1+7=8) lalu 8 lalu (4+5=9), jadilah 8-8-9. Wah, bukanlah ini angka yang membawa hoki ?
Related
Join Our Member Area
And Get our Latest Tutorial In Email
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
No Comment